Minggu, 18 Desember 2011

suku bunga dapat berubah?

Suku bunga kredit dapat berubah setiap saat selama jangka waktu kredit apabila bank menetapkan suku bunga mengambang (floating). Namun demikian, bank dapat menetapkan suku bunga yang bersifat tetap (fixed) selama jangka waktu kredit atau pada jangka waktu tertentu (jangka waktu yang diperjanjikan).
1. Suku Bunga Tetap (Fixed)
Pada suku bunga yang bersifat tetap, besarnya bunga yang harus dibayar Debitur selama jangka waktu yang diperjanjikan tidak akan berubah. Dengan demikian apabila pada saat perjanjian kredit telah ditetapkan suku bunga sebesar 12%, maka selama jangka waktu yang diperjanjikan suku bunga yang berlaku tetap 12%.
2. Suku Bunga Mengambang (Floating Rate)
Pada suku bunga yang bersifat mengambang, besarnya bunga yang harus dibayar Debitur dapat berubah sesuai dengan tingkat suku bunga yangditetapkan oleh bank. Dengan demikian apabila suku bunga yang disepakatipada awal perjanjian adalah sebesar 12%, maka selama jangka waktu kredit suku bunga dapat turun menjadi 10% atau bahkan naik menjadi 15%.

Keuntungan dan Kerugian
Baik penetapan suku bunga secara tetap maupun secara mengambang dapat membawa keuntungan maupun kerugian bagi Debitur.
Keuntungan
• Suku bunga tetap:
o Kepastian besarnya bunga yang dibayar
o Tidak ada perubahan suku bunga walaupun suku bunga pasar mengalami kenaikan
• Suku bunga mengambang:
o Pada saat terjadi penurunan suku bunga pasar maka tingkat suku bunga kredit ikut turun

Keuntungan suku bunga tetap bagi Debitur adalah adanya kepastian besarnya suku bunga yang harus dibayar setiap periodenya. Selain itu, apabila suku bunga pasar mengalami kenaikan maka debitur diuntungkan karena adanya selisih suku bunga tersebut. Sementara itu keuntungan suku bunga floating bagi Debitur dapat terjadi apabila suku bunga pasar mengalami penurunan sehingga besarnya bunga yang harus dibayar Debitur pada periode tersebut pun menjadi lebih rendah daripada periode sebelumnya.

Kerugian
• Suku bunga tetap:
o Apabila suku bunga pasar berada dibawah suku bunga tetap maka
suku bunga kredit menjadi lebih mahal
• Suku bunga mengambang:
o Apabila suku bunga pasar mengalami kenaikan maka suku bunga kredit akan ikut naik

Perhitungan Bunga Kredit dengan Angsuran

Perhitungan bunga kredit yang digunakan bank akan menentukan besar kecilnya angsuran pokok dan bunga yang harus dibayar Debitur atas kredit yang diterima dari bank. Pemahaman mengenai berbagai perhitungan bunga akan membantu Debitur dalam membuat keputusan untuk mengambil kredit yang paling menguntungkan sesuai dengan kemampuan keuangannya.
Beberapa cara yang digunakan oleh bank dalam menghitung bunga antara lain:
1. Flat Rate
Perhitungan bunga didasarkan pada plafond kredit dan besarnya bunga yang dibebankan dialokasikan secara proporsional sesuai dengan jangka waktu kredit. Dengan cara ini, jumlah pembayaran pokok dan bunga kredit setiap bulan sama besarnya.
2. Efektif (Sliding Rate)
Perhitungan bunga dilakukan setiap akhir periode pembayaran angsuran. Pada perhitungan ini, bunga kredit dihitung dari saldo akhir setiap bulannya (baki debet) sehingga bunga yang dibayar debitur setiap bulannya semakin menurun. Dengan demikian, jumlah angsuran yang dibayar debitur setiap bulannya akan semakin mengecil.

MENGENAL REKENING GIRO

Rekening Giro atau Current Account adalah salah satu produk perbankan berupa simpanan dari nasabah perseorangan maupun badan usaha dalam Rupiah maupun mata uang asing yang penarikannya dapat dilakukan kapan saja selama jam kerja dengan menggunakan warkat Cek dan Bilyet Giro.

Dengan menjadi nasabah Giro, Anda memperoleh kemudahan dalam melakukan transaksi keuangan,
seperti :
1. Melakukan pembayaran dengan menggunakan Cek (Cheque).
Cek adalah surat berharga atau alat transaksi pembayaran yang diterbitkan oleh bank sebagai pengganti uang tunai. Cek dikeluarkan oleh bank apabila Anda mempunyai rekening Giro. Cek Atas Nama (Order Cheque)
Adalah Cek yang mencantumkan nama penerima dana dan bank akan melakukan pembayaran kepada nama yang tertera pada Cek tersebut. Pembayaran dilakukan paling cepat sesuai tanggal yang tertera pada Cek tersebut.

Cek Atas Unjuk (Bearer Cheque)
Adalah Cek yang tidak mencantumkan nama penerima dana dan bank akan melakukan pembayaran kepada siapa saja yang membawa Cek tersebut. Pembayaran dilakukan paling cepat sesuai tanggal yang tertera pada Cek tersebut.

Cek Silang (Cross Cheque)
Adalah Cek Atas Nama dan/atau Cek Atas Unjuk yang diberi tanda garis menyilang pada ujung kiri atas warkat atau dapat juga diberi tanda garis menyilang sepanjang cek dari ujung kiri bawah ke ujung kanan atas.
Cek silang tidak dapat diuangkan secara tunai, tetapi hanya dapat dimasukan ke dalam rekening penerima Cek.

2. Melakukan pembayaran dengan menggunakan Bilyet Giro.
Bilyet Giro (BG) merupakan cara pembayaran yang berbeda dengan Cek, dimana penerima dana tidak dapat melakukan pencairan secara tunai, tetapi harus melalui pemindahbukuan ke rekening yang bersangkutan. Bilyet Giro akan berfungsi sama dengan Cek Silang.

Hal-hal yang harus diperhatikan apabila
anda membuka rekening Giro?
1. Kembalikan segera lembar pertama bukti penerimaan Cek/Bilyet Giro, agar rekening Giro Anda dapat diaktifkan oleh bank.
2. Catat setiap pengeluaran Anda, baik tanggal, nomor, dan jumlah uang di lembar sebelah kiri buku  Cek/Bilyet Giro Anda yang akan berguna sebagai alat kontrol, agar pengeluaran dapat disesuaikan dengan dana yang tersedia.
3. Berhati-hatilah dalam mengeluarkan Cek Atas Unjuk dan jangan sampai hilang, karena setiap Cek yang telah dibubuhi tanda tangan Anda serta materai yang cukup dapat segera dibayarkan oleh bank tanpa melakukan verifikasi kepada pembawa Cek
4. Jangan melakukan pembayaran dengan Cek/Bilyet Giro, apabila dana Anda tidak cukup, karena bank akan menolak pembayaran.
5. Pastikan Anda memiliki dana yang cukup, setiap kali Anda menerbitkan cek/bilyet Giro untuk menghindari dicantumkannya nama Anda dalam Daftar Hitam Nasional yang disebarkan oleh Bank Indonesia ke seluruh perbankan di wilayah Indonesia.
6. Segera lapor kepada bank Anda, jika Anda kehilangan 1 (satu) lembar cek/bilyet Giro atau
buku cek/bilyet, sehingga bank dapat memblokir rekening Anda. Lengkapi laporan Anda dengan surat  keterangan kehilangan dari pihak yang berwajib.
7. Cek/Bilyet Giro anda hanya berlaku 70 hari setelah tanggal penerbitan. Setelah melampaui waktu tersebut, warkat tersebut tidak dapat digunakan (kadaluarsa).
8. Untuk pembukaan rekening Giro dalam valuta asing sebaiknya Anda berkonsultasi dengan bank Anda.
9. Apabila rekening Giro Anda ditutup, segera serahkan sisa lembar warkat Cek/Bilyet Giro kepada bank Anda.

Minggu, 09 Oktober 2011

Regresi logistik


Model regresi merupakan komponen penting dalam beberapa analisis data dengan menggambarkan hubungan antara variabel respon dan satu atau beberapa variabel penjelas. Pada umumnya analisis regresi digunakan untuk menganalisis data dengan variabel respon berupa data kuantitatif. Akan tetapi sering juga ditemui kasus dengan variabel responnya bersifat kualitatif/kategori.

Untuk mengatasi masalah tersebut maka dapat digunakan model regresi logistik. Pendekatan model persamaan regresi logistik digunakan karena dapat menjelaskan hubungan antara variabel bebas dan peluangnya yang bersifat tidak linear, ketidaknormalan sebaran dari variabel terikat, serta keragaman respon yang tidak konstan dan tidak dapat dijelaskan oleh model regresi linear biasa (Agresti, 1990). Menurut Hosmer (1989), metode regresi logistik adalah suatu metode analisis statistika yang mendeskripsikan hubungan antara peubah respon yang memiliki dua kategori atau lebih dengan satu atau lebih peubah penjelas berskala kategori atau interval. Yang dimaksud dengan peubah kategorik yaitu peubah yang berupa data nominal dan ordinal.

Menurut Kleinbaum (1994) regresi logistik merupakan pendekatan model matematika yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara beberapa variabel prediktor X terhadap variabel respon yang bersifat dikotomus atau biner Y. Model regresi logistik diperlukan pada saat data respon bersifat kategorik (variabel indikator) karena akan ada beberapa permasalahan yang muncul yang tidak memungkinkan untuk tetap menggunakan regresi klasik (Kutner et al., 2004).

 Regresi logistik biner adalah salah satu metode statistika yang sering digunakan untuk mengklasifikasikan sejumlah pengamatan dengan respon biner ke dalam beberapa kelompok berdasarkan satu atau lebih variabel prediktor. Melalui metode ini akan dihasilkan peluang dari masing-masing kategori respon yang akan dijadikan sebagai pedoman pengklasifikasian dan suatu pengamatan akan masuk kedalam respon kategori tertentu berdasarkan nilai peluang yang terbesar.
Pada Regresi logistik biner (dikotomus), variabel responnya mempunyai dua kategori. Fenomena dimana variabel responnya dua (bivariat) dan masing-masing berkategorikan biner, dapat dianalisis mengunakan regresi logistik biner bivariat, dengan asumsi antar peubah respon biner terdapat dependensi.
Menurut Kuncoro (2001, hal: 217) regresi logistik cukup baik dan sering digunakan. Hal ini karena regresi logistik memiliki beberapa keuntungan dibandingkan regresi lainnya,  yaitu :
1.      Regresi logistik tidak memiliki asumsi normalitas atas variabel bebas yang digunakan dalam model. Artinya variabel penjelas tidak harus memiliki distribusi normal, linier, maupun memiliki varian yang sama dalam setiap group.
2.      Variabel dalam regresi logistik dapat berupa campuran dari variabel kontinyu, diskrit, dan dikotomis.
3.      Regresi logistik amat bermanfaat digunakan apabila distribusi respon atas variabel terikat diharapkan non linier dengan satu atau lebih variabel bebas.
Model umum regresi logistik adalah (Hair et al., 1995):
P =                                           1
            1+e  -  (b0 +b1 X1 +b2 X2 +b3 X 3 +b4 X4 +b5 X5 +b 6X 6 )

Kamis, 29 September 2011

ukuran pemusatan dan ukuran penyebaran dalam statistik

Ukuran pemusatan berguna memberikan informasi mengenai pusat atau tengah nilai segugus data. Ada tiga macam ukuran pemusatan yang sering dipakai, yaitu:
  1. Modus: nilai pengamatan yang paling sering muncul,dan dapat digunakan untuk data nominal atau ordinal.
  2. Median: nilai pengamatan yang berada ditengah-tengah setelah data diurutkan. Jika banyaknya data genap, maka mediannya adalah rata-rata dari 2 nilai yang di tengah.
  3. Rata-rata:  nilai pengamatan dijumlahkan lalu dibagi  banyaknya data itu sendiri.
Sedangkan ukuran penyebaran memberikan informasi mengenai seberapa jauh beda suatu pengamatan dengan pengamatan lainnya dari suatu titik pusat atau dengan kata lain memberikan informasi sebagaimana data menyebar. Ada 5 cara melihat penyebaran data yang akan kita bahas yaitu:
  1. Jangkauan (range): selisih (beda) antara data terbesar(maksimum) dengan data terkecil(minimum) nilainya.
  2. Varian dan Standard Deviasi: Varian dan standar deviasi adalah ukuran penyebaran data yang paling sering digunakan. Nilai varian dihitung berdasarkan kuadrat jarak antara nilai pengamatan dengan nilai rata-ratanya. Sedangkan nilai standar deviasi adalah akar kuadrat dari nilai varian
  3. Koefisien Variasi: Koefisien variasi memberikan informasi mengenai penyebaran segugus data yang berbeda, khususnya yang memiliki nilai rata-rata yang berbeda. Koefisien variasi dihitung dengan cara membagi nilai standar deviasi sample dengan nilai rata-rata sampel. Semakin besar koefisien variasi, makin besar penyebaran data.
  4. Standar Skor: nilai z yang menunjukkan pada kita beberapa standar deviasi jarak sebuah pengamatan terhadap nilai rata-ratanya.

Minggu, 28 Agustus 2011

Missing data analysis dalam multivariat

Missing data atau missing value adalah informasi yang tidak tersedia untuk sebuah subyek (kasus). Dalam alat statistik,missing data adalah adanya sel-sel kosong pada satu atau beberapa variabel. missing data terjadi karena informasi untuk sesuatu tentang objek tidak diberikan,sulit dicari atau memang informasi teresbut tidak ada.

Missing data pada dasarnya tidak bermasalah bagi keseluruhan data,apalagi jika jumlahnya hanya sedikit namun jika presentase data yang hilang tersebut ckup besar, maka perlu dilakukan pengujian apakah data yang mengandung missing tersebut masih layak diproses lebih lanjut ataukah tidak.

Jika pada sebuah data ditemukan adanya missing data (value) dan data yang hilang(missing) tersebut terbukti bersifat random perlu dilakuakn berbagai treatment.Random disini berarti missing value yang terjadi tidak disengaja dan tidak mengacu keadaan tertentu.
Treatment yang dapat dilakukan adalah
  • membuang baris (kasus) yang mengandung misssing value,menghapus variabel(kolom) yang mengandung missing value
  • mengisi sel(data) yang missing dengan nilai tertentu yang dianggap bisa mendekati kenyataan sebenarnya jika data terisi.Cara mengisi data yang missing bisa bermacam-macam, dan yang populer adalah mengisi dengan rata-rata keseluruhan data.

Uji Data statistik Multivariat

Uji data pada statistik multivariat pada prinsipnya betujuan untuk memastikan bahwa metode multivariat itu bisa digunakan pada data tertentu sehingga hasil proses multivariat bisa diinterprestasi dengan cepat. Pengabaian uji data bisa berakibat biasnya kesimpulan yang diambil atau bahkan metode multivariat tidak bisa diproses.

Jenis pengujian data dalam multivariat adalah
  • Pengujian  adanya missing data.yakni menguji apakah data yang tidak lengkap/ ada data yang hilang akan mempengaruhi pengolahan data secara keseluruhan.
  • Pengujian adanya outliner (data yang sangat ekstrem) : pada banyak kasus,keberadaan data outliner akan mengganggu keseluruhan data,yang dapat mengakibatkan biasnya kesimpulan yang diambil.
  • Pengujian beberapa asumsi-asumsi metode-metode multivariat,seperti uji normalitas data,uji linieritas data dan sebagainya.
Sedangkan cara pengujian dapat dilakukan dengan cara:
  • menggunakan grafik,misalkan untuk menguji bentuk kenormalan,sebuah distribusi data,menguji sebaran dua variabel untuk korelasi dan sebagainya. Tampilan garfik cukup praktis dan memadai untuk menguji sejumlah data secara sekilas
  • Menggunakan alat uji statistik tertentu. Cara ini digunakan untuk tampilan grafik yang dianggap belum cukup,atau untuk melengkapi dan mempertajam hasil analisis


Sabtu, 27 Agustus 2011

Analisis Multivariat

Analisis multivariat/ metode multivariat berhubungan dengan metode-metode statistik yang secara bersama-sama(simultan) melakukan analisis terhadap lebih dari dua variabel pada setiap objek atau orang. Jadi, bisa dikatakan analisis multivariat merupakan perluasan dari analisis univariat (seperti uji t) atau bivariat (seperti korelasi dan regresi sederhana)

Analisis multivariat adalah analisis multi variabel dalam satu atau lebih hubungan. Analisis ini berhubungan dengan semua teknik statistik yang secara simultan menganalisis sejumlah pengukuran pada individu atau objek

Sebagai contoh,jika dilakukan analisis regresi sederhana,dengan satu variabel y dan satu variabel x, maka analisis seperti itu dikatakan bivariat, karena ada dua (bi) variabel,X dan Y.Sedang jika dilakukan analisis regresi berganda,dengan satu variabel y dan dua variabel X(X1 dan X2), maka analisis sudah bisa dikatakan multivariat,karena ada tiga variabel (termasuk X1 dan X2). Sedangkan variat bisa didefinisikan sebagai suatu kombinasi linier dari variabel- variabel dengan bobot variabel yang ditentukan secara empiris.

Yang paling terpenting dalam menentukan analisis multivariat apa yang dipakai harus diketahui jenis data manakah X1 dan X2 itu.

Sampling error (presisi) dan non sampling eror (bias)

Sampling error menunjukkan variasi nilai pengukuran antara satu sampel dengan sampel lainnya. Nilai variasi ini biasanya dinyatakan dalam suatu angka yang disebut dengan presisi. Sedangkan non sampling error atau disebut juga bias merupakan kesalahan yang terjadi pada proses pengukuran. Non sampling error bisa diakibatkan oleh beberapa hal, di antaranya bias alat, yaitu alat yang digunakan dalam proses pengukuran memberikan nilai kesalahan. Misalkan alat yang digunakan rusak, tidak layak pakai, dan sebagainya. Hal kedua adalah bias pengukur, yaitu kesalahan akibat si pengukur (human error), misalkan si pengukur salah membaca alat, salah mencatatdan sebagainya.

Sedangkan bias metodologi, yaitu kesalahan dalam menerapkan metodologi pengukuran, dalam hal ini metodologi yang digunakan dalam proses pengukuran tidak sesuai dengankarakter populasi yang akan diukur. Contoh bias metodologi adalah kesalahan dalam menerapkan teknik dan metode sampling.

Jika pusat lingkaran adalah nilai tengah populasi dan titik-titik adalah nilai pengamatan sampel, maka
pengukuran yang akurat adalah pada posisi sampling error yang rendah dan non sampling error yang rendah pula. Apabila masalah bias telah bisa diatasi dan bernilai nol, maka besarnya akurasi dapat diukur dengan nilai presisinya.

Semakin kecil nilai presisi  maka variasi nilai pengamatan antar-sampel semakin kecil (precise). Namun, semakin besar nilai presisi maka variasi pengamatan antarsampel semakin besar (unprecise). Jika ukuran sampel semakin besar, maka distribusi sampling menjadi semakin mendekati normal, apa pun distribusi populasinya. Jika nilai σ tidak diketahui, dan data populasi mengikuti sebaran normal, maka estimasi nilai populasi dapat didekati dengan nilai Confident Interval (CI)

Senin, 22 Agustus 2011

Analisis Paired - Samples T

Analisis Paired-Samples T Test merupakan prosedur yang digunakan untuk membandingkan
rata-rata dua variabel dalam satu group. Artinya pula analisis ini berguna untuk melakukan pengujian terhadap dua sampel yang berhubungan atau dua sampel berpasangan.

Prosedur Paired-Samples Uji T digunakan untuk menguji bahwa tidak ada perbedaan antara dua variabel. Data boleh terdiri atas dua pengukuran dengan subjek yang sama atau satu pengukuran dengan beberapa subjek.
Prosedur uji ini akan menghasilkan output sebagai berikut:
• Statistik deskriptif untuk masing-masing variabel yang diuji.
• Pearson korelasi antara masing-masing pasangan dan arti korelasinya.
• Suatu interval kepercayaan untuk rata-rata perbedaan (95%
atau suatu nilai tertentu yang ditetapkan).

Data Nominal dan Ordinal untuk statistik deskriptif

Salah satu ciri utama sehingga sebuah data ‘harus’ diproses dengan metode nonparametrik adalah jika tipe data tersebut semuanya adalah data nominal atau ordinal. Hal ini tidak berarti semua data nominal (seperti gender, kategori usia, kode pos, dan lainnya) atau data ordinal (sikap konsumen, pendapat masyarakat, dan lainnya) dipastikan akan diproses secara metode nonparametrik; jika data nominal atau ordinal tersebut ada dalam kesatuan dengan sejumlah data rasio, data nominal dapat berfungsi sebagai grup (faktor) dalam sejumlah metode parametrik, seperti uji F/Anova.

Walaupun sebuah data termasuk interval/rasio, namun jika jumlah data minim, misalkan sepuluh ke bawah, data tersebut sebaiknya diproses menggunakan metode nonparametrik, karena distribusi data sulit untuk memenuhi syarat normalitas sehingga hasil pengolahan dapat bias. Namun, jika sebuah data nominal/ordinal berdiri sendiri, atau akan diproses secara individu, maka metode statistik nonparametrik adalah metode yang
paling tepat. Pada statistik nonparametrik, mengikuti metode statistik parametrik, pengolahan data dapat dibagi menjadi dua, yakni statistik deskriptif dan statistik induktif.

Model dari analisis diskriminan

Analisis diskriminan termasuk dalam Multivariate Dependence Method, dengan model:
Y1        = X1+X2+…+Xn
Non      -  Metrik Metrik
Keterangan:
• Variabel Independen (X1 dan seterusnya) adalah data metrik, yakni data berjenis interval atau rasio, seperti Usia seseorang, tinggi sebuah pohon, kandungan zat besi dalam tubuh, dan sebagainya.

• Variabel Dependen (Y1) adalah Data Kategorikal atau Nominal, seperti Golongan Miskin (kode 1), Golongan Menengah (kode 2), Golongan Kaya (kode 3) dan sebagainya. Jika data kategorikal tersebut hanya terdiri atas dua kode saja (misal kode 1 untuk Daerah Banjir dan kode 2 Daerah Non-Banjir), maka model bisa disebut Two-Group Discriminant Analysis. Sedang jika kode lebih dari dua kategori, disebut dengan Multiple Discriminant Analysis.

• Dari keterangan di atas, perhatikan adanya perbedaan dalam penempatan data yang sekilas mirip. Seperti Usia seseorang (dalam tahun). Jika usia disebut secara langsung sekian tahun (17 tahun, 32 tahun dan sebagainya), maka data tersebut adalah rasio dan otomatis diperlakukan sebagai variabel independen. Namun, jika Usia seseorang dilakukan penggolongan, dan dimasukkan dalam kategori-kategori tertentu, seperti jika Usia seseorang antara 15-20 tahun, ia digolongkan Remaja, di atas 20 tahun digolongkan Dewasa, maka data orang yang berusia 17 tahun tidak akan ditulis langsung '17', namun akan ditulis Remaja. Data hasil kategorisasi ini adalah data nominal dan termasuk variabel Dependen. Dengan demikian, usia 17 tahun bisa menjadi variabel dependen atau independen tergantung bagaimana data tersebut akan diperlakukan, langsung diinput apa adanya atau dilakukan penggolongan.

Asumsi pada analisis diskriminan

Asumsi penting yang harus dipenuhi agar model diskriminan bisa digunakan adalah:

• Multivariate Normality, atau variabel independen seharusnya berdistribusi normal. Jika data tidak berdistribusi normal, hal ini akan menyebabkan masalah pada ketepatan fungsi (model) diskriminan. Regresi Logistik (Logistic Regression) bisa dijadikan alternatif metode jika memang data tidak berdistribusi normal.

• Matriks kovarians dari semua variabel independen seharusnya sama (equal).

• Tidak ada korelasi antar-variabel independen. Jika dua variabel independen mempunyai korelasi yang kuat, dikatakan terjadi multikolinieritas

• Tidak adanya data yang sangat ekstrem (outlier) pada variabel independen. Jika ada data outlier yang tetap diproses, hal ini bisa berakibat berkurangnya ketepatan klasifikasi dari fungsi diskriminan.

Proses dasar dan jumlah sampel pada analisis diskriminan

Proses dasar dari analisis diskriminan:
• Memisah variabel-variabel menjadi Variabel Dependen dan Variabel Independen.
• Menentukan metode untuk membuat Fungsi Diskriminan. Pada prinsipnya ada dua metode dasar untuk itu, yakni:
     1. SIMULTANEOUS ESTIMATION, di mana semua variabel dimasukkan secara bersama-sama   kemudian dilakukan proses Diskriminan.
      2. STEP-WISE ESTIMATION, di mana variabel dimasukkan satu per satu ke dalam model diskriminan. Pada proses ini, tentu ada variabel yang tetap ada pada model, dan ada kemungkinan satu atau lebih
variabel independen yang 'dibuang' dari model.
• Menguji signifikansi dari Fungsi Diskriminan yang telah terbentuk, menggunakan Wilk's Lambda, Pilai, F test dan lainnya.
.• Menguji ketepatan klasifikasi dari fungsi diskriminan, termasuk mengetahuiketepatan klasifikasi secara individual dengan Casewise Diagnostics.
• Melakukan interpretasi terhadap Fungsi Diskriminan tersebut.
• Melakukan uji validasi Fungsi Diskriminan

Secara pasti tidak ada jumlah sampel yang ideal pada Analisis Diskriminan. Pedoman yang bersifat umum menyatakan untuk setiap variabel independen sebaiknya ada 5-20 data (sampel). Dengan demikian, jika ada enam variabel independen, seharusnya minimal ada 6x5=30 sampel. Secara terminologi SPSS, jika ada enam kolom variabel independen, sebaiknya ada 30 baris data.

Selain itu, pada analisis diskriminan sebaiknya digunakan dua jenis sampel, yakni analysis sample yang digunakan untuk membuat Fungsi Diskriminan, serta holdout sample (spilt sample) yang digunakan untuk menguji hasil diskriminan.

Sebagai contoh, jika ada 70 sampel, maka sampel tersebut bisa dibagi dua, 35 untuk analysis sample dan 35 untuk holdout sample. Kemudian hasil fungsi diskriminan yang terjadi pada analysis sample
dibandingkan dengan hasil fungsi diskriminan dari holdput sample, apakah terjadi perbedaan yang besar ataukah tidak. Jika ketepatan klasifikasi kedua sampel hampir sama besar, dikatakan fungis diskriminan dari analysis sample sudah valid. Inilah yang disebut proses validasi silang (Cross Validation) dari
fungsi diskriminan.


Analisis Diskriminan

Analisis Diskriminan adalah teknik Multivariat yang termasuk pada Dependence Method, dengan ciri adanya variabel dependen dan independen. Dengan demikian, ada variabel yang hasilnya tergantung pada data variabel independen. Ciri khusus analisis diskriminan adalah data variabel dependen harus berupa data kategori, sedangkan data untuk variabel independen justru berupa data rasio.

Secara teknis, analisis diskriminan mirip dengan analisis regresi, karena keduanya mempunyai variabel dependen dan variabel independen dalam modelnya. Hanya pada analisis regresi (sederhana maupun berganda), variabel dependen harus data rasio; sedangkan pada analisis diskriminan, jenis data untuk variabel dependen harus kategori.

Karena mempunyai model yang sama, secara dasar kegunaan, analisis diskriminan sama dengan analisis regresi. Dengan demikian, kegunaan utama dari analisis diskriminan ada dua. Pertama adalah kemampuan memprediksi terjadinya variabel dependen dengan masukan data variabel independen; kedua adalah kemampuan memilih mana variabel independen yang secara nyata memengaruhi variabel dependen dan mana yang tidak.

Tujuan Analisis Diskriminan

Karena bentuk multivariat dari Analisis Diskriminan adalah Dependence, maka variabel Dependen adalah variabel yang menjadi dasar analisis diskriminan. Variabel Dependen bisa berupa kode grup 1 atau grup 2 atau lainnya, dengan tujuan diskriminan secara umum adalah:

• Ingin mengetahui apakah ada perbedaan yang jelas antar-grup pada
variabel dependen? Atau bisa dikatakan apakah ada perbedaan antara
anggota Grup 1 dengan anggota Grup 2?
• Jika ada perbedaan, variabel independen manakah pada fungsi diskriminan
yang membuat perbedaan tersebut?
• Membuat Fungsi atau Model Diskriminan, yang pada dasarnya mirip
dengan persamaan regresi.
• Melakukan klasifikasi terhadap objek (dalam terminologi SPSS disebut
baris), apakah suatu objek (bisa nama orang, nama tumbuhan, benda
atau lainnya) termasuk pada grup 1 atau grup 2, atau lainnya.



TIPE DATA STATISTIK (DATA KUANTITATIF)

Data Kuantitatif (Quantitative Data)
Data kuantitatif bisa disebut sebagai data berupa angka dalam arti sebenarnya. Jadi. berbagai operasi matematika bisa dilakukan pada data kuantitatif. Seperti pada data kualitatif, data kuantitatif juga bisa dibagi menjadi dua bagian.

1. Data Interval
Data Interval menempati level pengukuran data yang lebih “tinggi” dari data ordinal karena selain bisa bertingkat urutannya, juga urutan tersebut bisa dikuantitatifkan. Seperti pengukuran temperatur sebuah ruangan pembakaran roti dari PT xxxx. Interval Temperatur ruang tersebut:
o Cukup Panas jika temperatur antara 500C - 800C
o Panas jika temperatur antara 800C - 1100C
o Sangat Panas jika temperatur antara 1100C - 1400C

Dalam kasus di atas, data temperatur bisa dikatakan data interval karena data mempunyai interval (jarak) tertentu, yaitu 300C. Namun, di sini data interval tidak mempunyai titik nol yang absolut. Misal pada pengukuran temperatur, seperti pernyataan bahwa ‘air membeku pada 00C‘. Pernyataan di atas bersifat relatif, karena 00C hanya sebagai tanda saja. Dalam pengukuran 0F, air membeku bukan pada 00F, namun pada 320F. Dengan demikian, juga tidak bisa dikatakan bahwa suhu 1000F adalah dua kali lebih panas dari suhu 500F.

2. Data Rasio
Data Rasio adalah data dengan tingkat pengukuran paling “tinggi” di antara jenis data lainnya. Data Rasio adalah data bersifat angka dalam arti sesungguhnya (bukan kategori seperti pada data nominal dan ordinal) dan bisa dioperasikan secara matematika (+, -, x, /). Perbedaan dengan data interval adalah bahwa data rasio mempunyai titik nol dalam arti sesungguhnya. Misal jumlah produk roti dari gudang PT xxxx pada contoh di atas.

Jika jumlah roti nol, berarti memang tidak ada sepotong roti pun dalam gudang tersebut. Jika ada 24 roti, kemudian bertambah produk baru sebanyak 3 roti, maka total roti sekarang adalah 24 + 3 = 27 roti (operasi penjumlahan), dan seterusnya. Atau, berat badan dan tinggi badan seseorang, pengukuranpengukurannya
mempunyai angka nol/0 dalam arti sesungguhnya. Misal berat badan 0 berarti memang tanpa berat. Dengan demikian, bisa dikatakan bahwa sekantong beras seberat 10 kilogram adalah benar-benar dua kali lebih
berat dari sekantong beras yang mempunyai berat 5 kilogram.

Jenis-jenis data di atas dikupas dengan cukup mendalam karena penerapan dalam statistik akan berbeda untuk jenis data yang berbeda. Data kualitatif karena bukan data angka dalam arti sesungguhnya, tidak bisa disamakan perlakuannya dengan data kuantitatif. Data nominal dan ordinal biasanya menggunakan metode statistik nonparametrik, sedangkan data kuantitatif memakai metode parametrik.

TIPE DATA STATISTIK (data kualitatif)

Seperti telah disebut di muka, statistik dalam prakteknya tidak bisa dilepaskan dari data yang berupa angka, baik itu dalam statistik deskriptif yang menggambarkan data, maupun statistik inferensi yang melakukan analisis
terhadap data. Namun, sebenarnya data dalam statistik juga bisa mengandung data non angka atau data kualitatif

Data dalam statistik berdasarkan tingkat pengukurannya (level of measurement) dapat dibedakan dalam empat jenis:

Data Kualitatif (Qualitative Data)
Data kualitatif secara sederhana bisa disebut data yang bukan berupa angka. Data kualitatif mempunyai ciri tidak bisa dilakukan operasi matematika, seperti penambahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian.

Data kualitatif bisa dibagi menjadi dua:
1. Nominal
Data bertipe nominal adalah data yang paling “rendah” dalam level pengukuran data. Jika suatu pengukuran data hanya menghasilkan satu dan hanya satu-satunya kategori, maka data tersebut adalah data nominal (data
kategori). Misal proses pendataan tempat tinggal 40 responden dalam suatu penelitian. Dalam kasus ini setiap orang akan bertempat tinggal di suatu tempat tertentu (berdasar KTP), tidak bisa di tempat lain. Misal Amir berdomisili di Solo, maka dia (dianggap) tidak mungkin tinggal di Jakarta, atau punya dua KTP. Jadi, data tempat tinggal adalah data nominal karena Amir hanya punya satu dan satu-satunya, tidak bisa lebih dari satu, tempat tinggal yang ditunjukkan dengan KTP. Atau, data Jenis Kelamin seseorang. Ini juga suatu data nominal karena seorang laki-laki tidak mungkin berkelamin ganda. Demikian juga Tanggal Lahir seseorang, Pekerjaan (diasumsi hanya satu jenis pekerjaan dalam satu saat), dan seterusnya.

Data Nominal dalam praktek statistik biasanya akan dijadikan “angka”, yaitu proses yang disebut  kategorisasi. Misal dalam pengisian data, jenis kelamin lelaki dikategorikan sebagai “1” dan perempuan sebagai “2”. Kategori ini hanya sebagai tanda saja. Jadi, tidak bisa dilakukan operasi matematika,
seperti 1 + 2 atau 1 – 2, dan lainnya.

2. Ordinal
Data ordinal, seperti pada data nominal, adalah juga data kualitatif namun dengan level yang lebih “tinggi” daripada data nominal. Jika pada data nominal, semua data kategori dianggap sama, maka pada data ordinal, ada tingkatan  data. Misal pada data Jenis Kelamin di atas, Lelaki dianggap setara dengan Wanita, atau dalam data Tempat Kelahiran, data Jakarta dianggap sama dengan data Yogyakarta, Surabaya, Boyolali, dan seterusnya. Pada data ordinal, ada data dengan urutan lebih tinggi dan urutan lebih rendah. Misal data tentang sikap seseorang terhadap produk tertentu. Dalam pengukuran sikap konsumen, ada sikap yang “suka”, “tidak suka”, “sangat suka”, dan lainnya. Di sini data tidak bisa disamakan derajatnya, dalam arti“suka” dianggap lebih tinggi dari “tidak suka”, namun lebih rendah dari“sangat suka”. dan lainnya. Jadi, di sini ada preferensi atau tingkatan data,di mana data yang satu berstatus lebih tinggi atau lebih rendah dari yang lain.

Namun, pada data ordinal juga tidak bisa dilakukan operasi matematika, seperti jika “tidak suka” dikategorikan sebagai “1”, “suka” sebagai “2” dan “sangat suka” sebagai “3”, maka tidak bisa dianggap “1 + 2 = 3”, atau “tidak suka” ditambah “suka” menjadi “sangat suka”!

Elemen Statistik

Meskipun statistik bisa diterapkan pada hampir semua aspek kehidupan, namun ada beberapa elemen yang biasa terdapat dalam suatu persoalan statistik, yaitu:

1. Populasi
Masalah dasar dari persoalan statistik adalah menentukan populasi data. Secara umum populasi bisa didefinisikan sebagai sekumpulan data yang mengidentifikasi suatu fenomena. Definisi populasi lebih bergantung pada kegunaan dan relevansi data yang dikumpulkan. Populasi dalam statistik tidak hanya terbatas pada masalah-masalah manusia atau bisnis, namun dapat lebih luas cakupannya.

2. Sampel
Sampel bisa didefinisikan sebagai sekumpulan data yang diambil atau diseleksi dari suatu populasi; seperti dalam kasus populasi di atas, misalkan jika populasi adalah seluruh pekerja wanita di PT UTAMA, maka sampel bisa sebagian pekerja wanita, atau beberapa pekerja wanita di perusahaan tersebut. Jadi, sampel pada dasarnya adalah bagian dari populasi, ataupopulasi bisa dibagi dalam berbagai jenis sampel.Pengambilan sampel dilakukan karena dalam praktek banyak kendala yangtidak memungkinkan seluruh populasi diteliti. Kendala tersebut bisa karena situasi, waktu, tenaga, biaya, dan sebagainya.

3. Variabel
Dalam melakukan inferensi terhadap populasi, tidak semua ciri populasi harus diketahui. Hanya satu atau beberapa karateristik populasi yang perlu diketahui, yang disebut sebagai variabel. Seperti untuk meneliti kepuasan pekerja, variabel yang dianggap relevan bisa berupa usia pekerja, gender pekerja, penghasilan pekerja, dan lainnya. Namun, variabel seperti status pekerja, asal pekerja, atau tempat tinggal pekerja bisa saja dianggap tidak relevan dan tidak perlu dianalisis.


4. Statistik Inferensi
statistik inferensi pada dasarnya adalah suatu keputusan, perkiraan, atau generalisasi tentang suatu populasi berdasarkan informasi yang terkandung dari suatu sampel. Pada kasus pekerja wanita di atas, diambil sampel sebanyak 20 orang pekerja wanita di PT UTAMA. Jika setelah dilakukan serangkaian analisis statistik, ternyata umumnya para pekerja wanita bergaji rendah dan merasa tidak puas dengan kondisi kerjanya, maka bisa disimpulkan bahwa seluruh pekerja wanita di PT UTAMA (populasi) juga merasa tidak puas dengan kondisi kerja dan tingkat gaji yang diterima selama ini. Jadi, apa yang disimpulkan dari analisis terhadap sampel, itu pula yang digeneralisasikan (kesimpulan umum) pada populasi.

Aplikasi Ilmu Statistik

Statistik dalam praktek, berhubungan dengan banyak angka hingga bisa diartikan numerical description. Namun, selain merupakan sekumpulan data, statistik juga dipakai untuk melakukan berbagai analisis terhadap data, seperti melakukan peramalan (forecasting), melakukan berbagai uji hipotesis, dan kegunaan lainnya;
statistik untuk kegunaan ini disebut sebagai ilmu statistik.

Aplikasi ilmu statistik dapat dibagi dalam dua bagian:
1. Statistik Deskriptif
Statistik Deskriptif berusaha menjelaskan atau menggambarkan berbagai karateristik data, seperti berapa rata-ratanya, seberapa jauh data-data bervariasi dari rata-ratanya, berapa median data, dan sebagainya.
2. Statistik Induktif (Inferensi)
Statistik Induktif berusaha membuat berbagai inferensi terhadap sekumpulan data yang berasal dari suatu sampel. Tindakan inferensi tersebut seperti melakukan perkiraan besaran populasi, uji hipotesis, peramalan,
dan sebagainya.

Dalam praktek, kedua bagian statistik tersebut dipakai bersama-sama; biasanya dimulai dengan statistik deskriptif, lalu dilanjutkan dengan berbagai analisis statistik untuk inferensi. Sebagai contoh, ada data tentang penjualan Mobil merek “xxxx” per bulan di suatu show room mobil di Jakarta selama tahun 2011.

Dari data tersebut, pertama akan dilakukan deskripsi terhadap data tersebut, seperti menghitung berapa rata-rata penjualan mobil “xxxx” tersebut, berapa deviasi standarnya, dan lainnya. Setelah disusun
deskripsi atau penggambaran tentang data-data penjualan Mobil “xxxx” tersebut, kemudian baru dilakukan berbagai inferensi terhadap hasil deskripsi tersebut, seperti memperkirakan berapa estimasi penjualan mobil
“xxxx” di seluruh Indonesia (populasi), ramalan penjualan mobil xxxx” di bulan Januari tahun depan, bulan Februari, dan seterusnya. Jadi, statistik deskriptif akan dilakukan terlebih dahulu, lalu berdasar hasil tersebut, baru dilakukan berbagai analisis statistik secara induktif.

Minggu, 31 Juli 2011

indikator - indikator inflasi

Indikator yang sering digunakan untuk mengukur tingkat inflasi adalah Indeks Harga Konsumen (IHK). Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat. Sejak Juli 2008, paket barang dan jasa dalam keranjang IHK telah dilakukan atas dasar Survei Biaya Hidup (SBH) Tahun 2007 yang dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Kemudian, BPS akan memonitor perkembangan harga dari barang dan jasa tersebut secara bulanan di beberapa kota, di pasar tradisional dan modern terhadap beberapa jenis barang/jasa di setiap kota.
Indikator inflasi lainnya berdasarkan international best practice antara lain:
  1. Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB). Harga Perdagangan Besar dari suatu komoditas ialah harga transaksi yang terjadi antara penjual/pedagang besar pertama dengan pembeli/pedagang besar berikutnya dalam jumlah besar pada pasar pertama atas suatu komoditas. [Penjelasan lebih detail mengenai IHPB dapat dilihat pada web site Badan Pusat Statistik www.bps.go.id]
  2. Deflator Produk Domestik Bruto (PDB) menggambarkan pengukuran level harga barang akhir (final goods) dan jasa yang diproduksi di dalam suatu ekonomi (negeri). Deflator PDB dihasilkan dengan membagi PDB atas dasar harga nominal dengan PDB atas dasar harga konstan.

Inflasi

Dalam ilmu ekonomi, inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidak lancaran distribusi barang.

Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruh-memengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga.

Ada banyak cara untuk mengukur tingkat inflasi, dua yang paling sering digunakan adalah CPI dan GDP deflator

Inflasi dapat digolongkan menjadi empat golongan, yaitu inflasi ringan, sedang, berat, dan hiperinflasi. Inflasi ringan terjadi apabila kenaikan harga berada di bawah angka 10% setahun; inflasi sedang antara 10%—30% setahun; berat antara 30%—100% setahun; dan hiperinflasi atau inflasi tak terkendali terjadi apabila kenaikan harga berada di atas 100% setahun.
Inflasi dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu tarikan permintaan (kelebihan likuiditas/uang/alat tukar) dan yang kedua adalah desakan(tekanan) produksi dan/atau distribusi (kurangnya produksi (product or service) dan/atau juga termasuk kurangnya distribusi).Untuk sebab pertama lebih dipengaruhi dari peran negara dalam kebijakan moneter (Bank Sentral), sedangkan untuk sebab kedua lebih dipengaruhi dari peran negara dalam kebijakan eksekutor yang dalam hal ini dipegang oleh Pemerintah (Government) seperti fiskal (perpajakan/pungutan/insentif/disinsentif), kebijakan pembangunan infrastruktur, regulasi, dll.
Inflasi memiliki dampak positif dan dampak negatif- tergantung parah atau tidaknya inflasi. Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang positif dalam arti dapat mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung dan mengadakan investasi. Sebaliknya, dalam masa inflasi yang parah, yaitu pada saat terjadi inflasi tak terkendali (hiperinflasi), keadaan perekonomian menjadi kacau dan perekonomian dirasakan lesu. 

Secara umum, inflasi dapat mengakibatkan berkurangnya investasi di suatu negara, mendorong kenaikan suku bunga, mendorong penanaman modal yang bersifat spekulatif, kegagalan pelaksanaan pembangunan, ketidakstabilan ekonomi, defisit neraca pembayaran, dan merosotnya tingkat kehidupan dan kesejahteraan masyarakat.
Berdasarkan asalnya, inflasi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu inflasi yang berasal dari dalam negeri dan inflasi yang berasal dari luar negeri.

Inflasi berasal dari dalam negeri misalnya terjadi akibat terjadinya defisit anggaran belanja yang dibiayai dengan cara mencetak uang baru dan gagalnya pasar yang berakibat harga bahan makanan menjadi mahal.

Sementara itu, inflasi dari luar negeri adalah inflasi yang terjadi sebagai akibat naiknya harga barang impor. Hal ini bisa terjadi akibat biaya produksi barang di luar negeri tinggi atau adanya kenaikan tarif impor barang.

Inflasi juga dapat dibagi berdasarkan besarnya cakupan pengaruh terhadap harga. Jika kenaikan harga yang terjadi hanya berkaitan dengan satu atau dua barang tertentu, inflasi itu disebut inflasi tertutup (Closed Inflation). Namun, apabila kenaikan harga terjadi pada semua barang secara umum, maka inflasi itu disebut sebagai inflasi terbuka (Open Inflation). Sedangkan apabila serangan inflasi demikian hebatnya sehingga setiap saat harga-harga terus berubah dan meningkat sehingga orang tidak dapat menahan uang lebih lama disebabkan nilai uang terus merosot disebut inflasi yang tidak terkendali (hiperinflasi).


Pengaturan dan pengawasan bank

Pengaturan dan pengawasan bank diarahkan untuk mengoptimalkan fungsi perbankan Indonesia agar tercipta sistem perbankan yang sehat secara menyeluruh maupun individual, dan mampu memelihara kepentingan masyarakat dengan baik, berkembang secara wajar dan bermanfaat bagi perekonomian nasional.
Dalam menjalankan tugas pengawasan bank, saat ini BI melaksanakan sistem pengawasannya dengan meng-
gunakan 2 pendekatan yaitu:

1. Pengawasan Berdasarkan Kepatuhan (Compliance Based Supervision), yaitu pemantauan kepatuhan bank terhadap ketentuan-ketentuan yang terkait dengan operasi dan pengelolaan bank di masa lalu dengan tujuan untuk memastikan bahwa bank telah beroperasi dan dikelola secara baik dan benar menurut prinsip-prinsip kehati-hatian. Pengawasan terhadap pemenuhan aspek kepatuhan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pelaksanaan Pengawasan Bank berdasarkan Risiko.

2. Pengawasan Berdasarkan Risiko (Risk Based Supervision), yaitu Pengawasan Bank yang menggunakan strategi dan metodologi berdasarkan risiko yang memungkinkan pengawas Bank dapat mendeteksi risiko yang signifikan secara dini dan mengambil tindakan pengawasan yang sesuai dan tepat waktu.
Pengawasan/pemeriksaan Bank berdasarkan risiko dilakukan terhadap jenis-jenis risiko sebagai berikut:
Risiko Kredit : Risiko yang timbul sebagai akibat kegagalan counterparty memenuhi kewajibannya

Risiko Pasar : Risiko yang timbul karena adanya per-gerakan variabel pasar (adverse movement) dari portofolio yang dimiliki oleh Bank yang dapat merugikan bank. Variabel pasar antara lain suku bunga dan nilai tukar.

Risiko Likuiditas : Risiko yang antara lain disebabkan Bank tidak mampu memenuhi kewajiban yang telah jatuh tempo

Risiko Operasional : Risiko yang antara lain disebabkan adanya ketidakcukupan dan atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem atau adanya problem eksternal yang mempengaruhi operasional bank

Risiko Hukum : Risiko yang disebabkan oleh adanya kelemahan aspek yuridis. Kelemahan aspek yuridis antara lain disebabkan adanya tuntutan hukum, ketiadaan peraturan perundang-undangan yang mendukung atau kelemahan perikatan seperti tidak dipenuhi syarat sahnya kontra.

Risiko Reputasi : Risiko yang antara lain disebabkan adanya publikasi negatif yang terkait dengan kegiatan usaha bank atau persepsi negatif terhadap bank

Risiko strategik: Risiko yang antara lain disebabkan penetapan dan pelaksanaan strategi bank yang tidak tepat, pengambilan keputusan bisnis yang tidak tepat atau kurangnya reponsifnya bank terhadap perubahan eksternal

Risiko Kepatuhan : Risiko yang disebabkan bank tidak mematuhi atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ke-tentuan lain yang berlaku

Perbankan

Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.
Perbankan Indonesia dalam menjalankan fungsinya berasaskan demokrasi ekonomi dan menggunakan prinsip kehati-hatian. Fungsi utama perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat serta bertujuan untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional, kearah peningkatan taraf hidup rakyat banyak.
Perbankan memiliki kedudukan yang strategis, yakni sebagai penunjang kelancaran sistem pembayaran, pelaksanaan kebijakan moneter dan pencapaian stabilitas sistem keuangan, sehingga diperlukan perbankan yang sehat, transparan dan dapat dipertanggungjawabkan.
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak. Bank Konvensional adalah Bank yang menjalankankegiatan usahanya secara konvensional dan berdasarkan jenisnya terdiri atas Bank Umum Konvensional dan Bank Perkreditan Rakyat.Sedangkan Bank Syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan Prinsip Syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.
Prinsip Syariah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluar-kan oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam penetapan fatwa di bidang syariah.

SISTEM PEMBAYARAN DI INDONESIA


:: Apa Itu Sistem Pembayaran (SP)?
Apa itu SP? SP adalah sistem yang mencakup seperangkat aturan, lembaga, dan mekanisme yang dipakai untuk melaksanakan pemindahan dana guna memenuhi suatu kewajiban yang timbul dari suatu kegiatan ekonomi. Lantas, apa saja komponen dari SP? Sudah barang tentu harus ada alat pembayaran, ada mekanisme kliring hingga penyelesaian akhir (settlement). Nah, selain itu juga ada komponen lain seperti lembaga yang terlibat dalam menyelenggarakan sistem pembayaran. Termasuk dalam hal ini adalah bank, lembaga keuangan selain bank, lembaga bukan bank penyelenggara transfer dana, perusahaan switching bahkan hingga bank sentral (lihat Perkembangan).
:: Evolusi Alat Pembayaran
Alat pembayaran boleh dibilang berkembang sangat pesat dan maju. Kalau kita menengok kebelakang yakni awal mula alat pembayaran itu dikenal, sistem barter antarbarang yang diperjualbelikan adalah kelaziman di era pra moderen. Dalam perkembangannya, mulai dikenal satuan tertentu yang memiliki nilai pembayaran yang lebih dikenal dengan uang.  Hingga saat ini uang masih menjadi salah satu alat pembayaran utama yang berlaku di masyarakat. Selanjutnya alat pembayaran terus berkembang dari alat pembayaran tunai (cash based) ke alat pembayaran nontunai (non cash) seperti alat pembayaran berbasis kertas (paper based), misalnya, cek dan bilyet giro. Selain itu dikenal juga alat pembayaran paperless seperti transfer dana elektronik dan alat pembayaran memakai kartu (card-based) (ATM, Kartu Kredit, Kartu Debit dan Kartu Prabayar).
:: Alat Pembayaran Tunai 
Alat pembayaran tunai lebih banyak memakai uang kartal (uang kertas dan logam). Uang kartal masih memainkan peran penting khususnya untuk transaksi bernilai kecil. Dalam masyarakat moderen seperti sekarang ini, pemakaian alat pembayaran tunai seperti uang kartal memang cenderung lebih kecil dibanding uang giral. Pada tahun 2005, perbandingan uang kartal terhadap jumlah uang beredar sebesar 43,3 persen.
Namun patut diketahui bahwa pemakaian uang kartal memiliki kendala dalam hal efisiensi. Hal itu bisa terjadi karena biaya pengadaan dan pengelolaan (cash handling) terbilang mahal. Hal itu belum lagi memperhitungkan inefisiensi dalam waktu pembayaran. Misalnya, ketika Anda menunggu melakukan pembayaran di loket pembayaran yang relatif memakan waktu cukup lama karena antrian yang panjang. Sementara itu, bila melakukan transaksi dalam jumlah besar juga mengundang risiko seperti pencurian, perampokan dan pemalsuan uang.
Menyadari ketidak-nyamanan dan inefisien memakai uang kartal, BI berinisiatif dan akan terus mendorong untuk membangun masyarakat yang terbiasa memakai alat pembayaran nontunai atau Less Cash Society (LCS).
:: Alat Pembayaran Nontunai
Alat pembayaran nontunai sudah berkembang dan semakin lazim dipakai masyarakat. Kenyataan ini memperlihatkan kepada kita bahwa jasa pembayaran nontunai yang dilakukan bank maupun lembaga selain bank (LSB), baik dalam proses pengiriman dana, penyelenggara kliring maupun sistem penyelesaian akhir (settlement) sudah tersedia dan dapat berlangsung di Indonesia. Transaksi pembayaran nontunai dengan nilai besar diselenggarakan Bank Indonesia melalui sistem BI-RTGS (Real Time Gross Settlement) dan Sistem Kliring. Sebagai informasi, sistem BI-RTGS adalah muara seluruh penyelesaian transaksi keuangan di Indonesia.
Bisa dibayangkan, hampir 95 persen transaksi keuangan nasional bernilai besar dan bersifat mendesak (urgent) seperti transaksi di Pasar Uang AntarBank (PUAB), transaksi di bursa saham, transaksi pemerintah, transaksi valuta asing (valas) serta settlement hasil kliring dilakukan melalui sistem BI-RTGS. Pada tahun 2010, BI-RTGS melakukan transaksi sedikitnya Rp174,3 triliun per hari. Sedangkan transaksi nontunai dengan alat pembayaran menggunakan kartu (APMK) dan uang elektronik masing-masing nilai transaksinya hanya Rp8,8 triliun per hari yang dilakukan bank atau LSB.  
Melihat pentingnya peran BI-RTGS dalam sistem pembayaran nasional, sudah barang tentu harus dijaga kontinuitas dan stabilitasnya. Bila sesaat saja sistem BI-RTGS ini ngadat atau mengalami gangguan jelas akan sangat menganggu kelancaran dan stabilitas sistem keuangan di dalam negeri. Hal itu belum memperhitungkan dampak material dan nonmaterial dari macetnya sistem BI-RTGS tadi. Untuk itulah BI sangat peduli menjaga stabilitas BI-RTGS yang dikategorikan sebagai Systemically Important Payment System (SIPS). SIPS  adalah sistem yang memproses transaksi pembayaran bernilai besar dan bersifat mendesak (urgent).Adalah wajar saja apabila Bank Indonesia sangat peduli menjaga kestabilan SIPS dengan mengelola risiko, desain, kehandalan teknologi, jaringan pendukung dan aturan main dalam SIPS. Selain SIPS dikenal pula System Wide Important Payment System (SWIPS), yaitu sistem yang digunakan oleh masyarakat luas. Sistem Kliring dan APMK termasuk dalam kategori SWIPS ini. BI  juga peduli dengan SWIPS karena sifat sistem yang digunakan secara luas oleh masyarakat. Apabila  terjadi gangguan maka kepentingan masyarakat untuk melakukan pembayaran akan terganggu pula, termasuk kepercayaan terhadap sistem dan alat-alat pembayaran yang diproses dalam sistem.
Perlu diketahui bahwa BI bukan semata peduli akan terciptanya efisiensi dalam sistem pembayaran, tapi juga kesetaraan akses hingga ke urusan perlindungan konsumen. Yang dimaksud terciptanya sistem pembayaran, itu artinya memberi kemudahan bagi pengguna untuk memilih metode pembayaran yang dapat diakses ke seluruh wilayah dengan biaya serendah mungkin. Sementara yang dimaksud dengan kesetaraan akses, BI akan memperhatikan penerapan asas kesetaraan dalam penyelenggaraan sistem pembayaran. Sedangkan aspek perlindungan konsumen dimaksudkan penyelenggara wajib mengadopsi asas-asas perlindungan konsumen secara wajar dalam penyelenggaraan sistemnya. 
(sumber: Bank indonesia  )

Mengatasi sakit kepala tanpa obat

Pusing atau sakit kepala termasuk penyakit yang sering dirasakan oleh siapapun. Orang biasanya akan segera mengkomsumsi obat-obatan untuk meredakan sakit di kepalanya,tanpa disadari beberapa obat dapat menyebabkan efek samping seperti ketergantungan dan alergi
Cara mengobati sakit kepala tanpa obat:
1.Tidur,dengan tidur dapat meringankan sakit kepala dan menyegarkan tubuh kembali
2. Makan dan minum air mineral,dengan makan dan minum air akan membantu menstabilkan fungsi tubuh sedia kala,sehingga dapat meringankan sakit kepala
3. Minum teh hangat,ternyata ketika kita minum teh dapat meredakan sakit kepala(hal ini telah banyak dilakukan orang jika sakit kepala)
4. Mencari udara segara,dengan mencari udara segar dan sejuk ternyata dapat mengurangi ketegangan dikepala yang akhirnya meredakan sakit kepala.
Sakit kepala juga bisa terjadi akibat stres akibat banyak pikiran,jadi mencari udara segar untuk menghilangkan kejenuhan dan kebosanan bisa juga lho.
5.Kalau yang ini,sering saya lakukan yaitu dengan menaruh kain lembab/kompres di dahi selama beberapa menit sambil berbaring.Lumayan dapat mengurangi ketegangan dikepala dan akhirnya meredakan sakit kepala
6. Gunakan air dingin,air dingin ditempelkan dibelakang telinga dan pangkal leher.
atau yang terakhir kompres dengan kantong es
selamat mencoba dan cepat sembuh

Cara murah dan mudah untuk mengobati kanker

Akhir -akhir ini daun sirsak dan buah sirsak menjadi terkenal dan sering dicari orang. Buah yang sangat langkah dipasar ini ternyata harganya lumayan lho per buah tapi ada juga yang jual kilogram,apalagi saat ini.Ternyata daun dan buahnya bermanfaat banget buat pengobatan kanker,siapa yang menduga ya buah yan terkenal dengan julukan nangka belanda ini memiliki manfaat yang begitu hebat dan patut diacungkan jempol. Ternyata cara pengolahannya yang gak susah lo.
Pada pengobatan kanker, daun sirsak (10-15 lembar) direbus dengan 3 gelas air (600 cc) hingga tersisa 1 gelas air rebusan. Pada saat merebus sebaiknya menggunakan kendi atau panci yang terbuat dari tanah liat agar kemurnian zat yang ada pada daun sirsak tetap terjaga. Air rebusan diminum selagi hangat setiap hari,  pagi atau sore hari selama 3-4 pekan. 

Pengambilan daun sirsak sebaiknya dimulai dari daun ke-4 atau ke-5 dari ujung pucuk. Hal ini dikarenakan pada daun yang terlalu muda, senyawa belum banyak terbentuk.  Selain teknik pengolahan di atas, secara umum terdapat pengolahan lain daun sirsak, yaitu dengan memanfaatkan daun sirsak kering 10-15 lembar direbus dengan 2 gelas air (400 cc) sehingga tersisa 1 gelas air rebusan. Proses perebusan membutuhkan waktu 1-1,5 jam saja, jadi lebih cepat prosesnya dibanding cara di atas. Proses pengeringan sebaiknya tidak dilakukan di bawah sinar matahari terik karena dikhawatirkan akan merusak  senyawa  dalam daun sirsak.

Daun sirsak kering memiliki senyawa yang tetap sama dengan daun sirsak basah karena yang berkurang dalam proses pengeringan hanya kadar airnya. Sementara, senyawa dalam daun tetap terjaga. Penyimpanan daun sirsak dalam lemari pendingin maksimal sepekan sejak pemetikan karena proses pendinginan yang lama dikhawatirkan akan merusak senyawa dalam daun.

Konsumsi daging buah sirsak segar (150-250 gr/hari) dengan mengolahnya menjadi jus atau dimakan langsung sangat disarankan. Daging buah sirsak selain sebagai penambah energi (pada umumnya penderita kanker/tumor kondisi badanya lemas /lesu) juga kaya serat yang sangat membantu proses pengeluaran sel-sel kanker yang telah mati akibat penyembuhan oleh senyawa acetogenins.

Ekskresi sel kanker yang mati  bisa melalui keringat, urine, dan feses sehingga umumnya terapi menggunakan herbal daun sirsak sebagai pengobatan akan berefek hangat/panas pada bagian tubuh yang sakit, sering kencing, dan berkeringat deras. Cepat lambatnya reaksi tubuh terhadap penggobatan atau efek samping pengobatan berbeda pada setiap orang dipengaruhi oleh faktor, seperti usia, ketahanan tubuh penderita, tingkat stadium kanker/tumor, dan jenis kanker atau tumornya.

 Pengolahan daun sirsak lainnya yaitu dengan cara memblender 3-5 lembar daun sirsak basah dengan menambahkan ¼ gelas air (50 cc) air hangat untuk membantu proses penghancuran. Sebelum diblender, daun sebaiknya dipotong menjadi 3-4 bagian agar lebih cepat hancur. Setelah hancur, masukkan daun ke wadah dengan penutup rapat, lalu tambahkan 1 gelas air panas ke dalamnya dan aduk sampai rata.

Tutup wadah dengan rapat agar panas tetap terjaga dan proses ekstraksi senyawa dapat maksimal. Biarkan selama 15-20 menit, setelah itu saring olahan untuk diambil airnya dan minum selagi hangat.
Reaksi pengobatan menggunakan olahan daun sirsak umumnya bereaksi setelah 3-7 hari setelah pengobatan secara rutin 3 kali sehari meskipun ada juga yang baru bereaksi setelah 1 bulan konsumsi rutin. Selamat MENCOBA!!!!!!!!!!!




.

Variabel

Variabel adalah simbol atau konsep yang diasumsikan seperangkat nilai.
Jenis-jenis variabel :
1. Variabel bebas (independent): Variabel stimulus atau variabel yang mempengaruhi variabel lain.Variabel ini merupakan variabel yang diukur,dimanipulasi,atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungannya dengan suatu gejala yang diobsevasi.
2. Variabel terikat/tergantung(dependent variabel): variabel yang memberikan reaksi/respons jika dihubungkan dengan variabel bebas. Variabel terikat merupakan variabel yang diamati dan diukur untuk untuk menentukan pengaruh yang disebabkan oleh variabel bebas.
3. Variabel moderat (moderate variable):variabel bebas kedua yang sengaja dipilih peneliti untuk menentukan apakah munculnya variabel tersebut berpengaruh terhadap hubungan variabel bebas pertama dengan variabvel terikat.Variabel moderat ini merupakan variabel yang diukur,dimanipulasi
4. Variabel kontrol: variabel yang dikontrol peneliti untuk menetralisir pengaruh yang dapat menggangu hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.
5. Variabel perantara(intervening variable): variable yang bersifat hipotetikal,artinya secara konkret pengaruhnya tidak nyata,tetapi secara teoritis dapat mempengaruhi hubungan variabel bebas dengan variabel terikat yang sedang diteliti

Jenis - jenis Hipotesis

Hipotesis adalalah jawaban sementara dalam penelitian
Jenis -jenis hipotesis terdiri dari:
a. Hipotesis penelitian/kerja : merupakan anggapan peneliti terhadap suatu masalah yang sedang dikaji. Peneliti mengganggap hipotesis ini benar untuk kemudian dilakukan pengujian secara empiris dengan menggunakan data-data hasil penelitian.
b. Hipotesis operasional: yaitu hipotesis bersifat objektif dan netral, karena peneliti merumuskan hipotesis tidak hanya berdasarkan anggapan dasarnya,tetapi berdasarkan objektivitasnya.Hipotesis operasional berperan sebagai hipotesis pembanding untuk memberikan keseimbangan pada hipotesis penelitian.
c. Hipotesis statistik: merupakan jenis hipotesis yang dirumuskan dalam bentuk notasi statistik,hipotesis yang didasarkan pada pengamataan peneliti terhadap populasi angka-angka

Sabtu, 30 Juli 2011

BI Rate

BI Rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan stance kebijakan moneter yang diadopsi oleh Bank Indonesia dan diumumkan kepada publik. BI Rate diumumkan oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia di setiap bulanan Rapat Dewan Gubernur . Hal ini diimplementasikan dalam operasi moneter Bank Indonesia dilakukan dengan cara pengelolaan likuiditas di pasar uang untuk mencapai sasaran operasional kebijakan moneter.

Sasaran operasional kebijakan moneter tercermin dalam gerakan di Interbank Rate (O / N) Bermalam. Hal ini kemudian diharapkan bahwa bank suku bunga deposito akan melacak gerakan di tingkat antar bank, dengan suku bunga kredit perbankan yang mengikuti.
Sedangkan faktor lain dalam perekonomian juga diperhitungkan, Bank Indonesia biasanya akan menaikkan BI Rate jika inflasi di masa depan diperkirakan menjelang sasaran inflasi ditetapkan.Sebaliknya, Bank Indonesia akan menurunkan BI Rate jika inflasi ke depan diperkirakan di bawah target inflasi

GALAKSI

Galaksi adalah sebuah sistem yang terikat oleh gaya gravitasi yang terdiri atas bintang (dengan segala bentuk manifestasinya, antara lain bintang neutron dan lubang hitam), gas dan debu kosmik medium antarbintang, dan kemungkinan substansi hipotetis yang dikenal dengan materi gelap. Kata galaksi berasal dari bahasa Yunani galaxias, yang berarti "susu," yang merujuk pada galaksi Bima Sakti (bahasa Inggris: Milky Way). Tipe-tipe galaksi berkisar dari galaksi kerdil dengan sepuluh juta (107) bintang hingga galaksi raksasa dengan satu triliun (1012) bintang, semuanya mengorbit pada pusat galaksi. Matahari adalah salah satu bintang di galaksi Bima Sakti; tata surya termasuk bumi dan semua benda yang mengorbit matahari.
Kemungkinan terdapat lebih dari 100 miliar (1011) galaksi pada alam semesta teramati.Sebagian besar galaksi berdiameter 1000 hingga 100.000 [4] parsec dan biasanya dipisahkan oleh jarak yang dihitung dalam jutaan parsec (atau megaparsec).Ruang antar galaksi terisi dengan gas yang memiliki kerapatan massa kurang dari satu atom per meter kubik. Sebagian besar galaksi diorganisasikan ke dalam sebuah himpunan yang disebut klaster, untuk kemudian membentuk himpunan yang lebih besar yang disebut superklaster. Struktur yang lebih besar ini dikelilingi oleh ruang hampa di dalam alam semesta.
Meskipun belum dipahami secara menyeluruh, materi gelap terlihat menyusun sekitar 90% dari massa sebagian besar galaksi. Data pengamatan menunjukkan lubang hitam supermasif kemungkinan ada pada pusat dari banyak (kalau tidak semua) galaksi.


TEORI TERBENTUKNYA GALAKSI
Menurut Fowlet, kira-kira 12.000 juta tahun yang lalu galaksi tidaklah seperti sekarang ini. Pada saat itu galaksi masih merupakan kabut gas hydrogen yang sangat besar yang berada di ruang angkasa. Kabut gas hydrogen tersebut bergerak perlahan-lahan, berputar pada porosnya, sehingga berbentuk bulat.Berdasarkan pengamatan, dapat dibedakan tiga macam galaksi :
•galaksi berbentuk spiral (spiral galaxis) jumlah 80%.
•galaksi berbentuk ellips (elliptical galaxis) jumlah 17%
•galaksi berbentuk tak beraturan (irregular galaxis) jumlah 3%
A.Galaksi Spiral (Spiral Galaxis)
Galaksi ini merupakan galaksi yang berstruktur paling sempurna, yang terdiri dari tiga bagian :
a.pusat spiral galaksi yang terdiri dari gugusan bintang yang berbentuk bulat
b.lingkaran yang membungkus pusat spiral
c.piringan dengan lengan spiral

macam-macam galaksi spiral :
1.Galaksi Bima Sakti
Galaksi ini pernah disebut Susunan Kapteyn. Kapteyn adalah seorang astronom yang mengemukakan bahwa matahari terdapat pada galaksi bima sakti ini.
2. Galaksi Andromeda
Dengan mata telanjang, galaksi ini tampak seperti lilin dengan panjang 30 (garis tengan bulan) dan lebar 15. dengan teleskop kecil sudah dapat dilihat intinya, di tengah-tengah kabut dan bila menggunakan teleskop 100 inci yang telah dilakukan di Observatory Mounts Wilson, ternyata galaksi Andromeda berbentuk spiral biasa.
3.Galaksi Dolar Perak (Silvery Coin)
Berupa galaksi spiral pipih, kira-kira sejauh 13 juta tahun cahaya.
4.Galaksi Roda Biru (Blue pin Wheel)
Galaksi yang bergangsing (berputar) di daerah Trianggulum, kira-kira sejauh 2 juta tahun cahaya.
5.Galaksi Pusaran Air
Sebagai galaksi spiral yang terlentang dan didampingi oleh pengiring, yakni sebuah galaksi tidak teratur.
6.Kabut Magellan (Magellanic Clouds)
Gugus bintang ini disebut kabut Magellan, karena ditemukan oleh Magellan pada tahun 1519, berupa galaksi-galaksi yang terletak di konstelasi Dorado dan Tucan.

B.Galaksi Ellips (Elliptical Galaxis)
Galaksi ini meliputi jumlah 17% dari semua galaksi yang sudah diketahui, galaksi ini berbentuk ellips, merupakan bangunan yang sederhana karena hanya terdiri atas :
a.pusat roda
b.selubung yang membungkus pusat

C. Galaksi tidak beraturan (Irregular Galaxis)
Galaksi ini berjumlah kurang dari 3% dari semua galaksi yang sudah ditemukan. Galaksi ini terlihat sebagai gumpalan datar atau onggokan bintang yang semakin menebal, sebagian menipis dalam batas-batas yang tidak jelas.

Pendapatan Nasional

Pendapatan nasional adalah nilai produksi barang-barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu perekonomian dalam masa satu tahun. Untuk menghitung pendapatan nasioanal adal 3 cara yaitu :  cara pengeluaran, cara produksi dan cara pendapatan.

·         Cara Pengeluaran
Adalah cara menghitung pendapatan nasional dengan cara menjumlahkan seluruh pengeluaran berbagai golongan masyarakat. Yang dihitung bukanlah setiap transaksi yang ada, akan tetapi transaksi-transaksi barang jadi (final goods) saja. Hal tersebut untu menghindari double accounting ( pencatatan ganda ). Dalam analisa makro, pelaku ekonomi ada 4 yakni : sektor rumah tangga, sector pengusaha, sektor pemerintah dan sektor luar negri.
Jadi, Pendapatan Nasional menurut cara pengeluaran yaitu menjumlahkan seluruh pengeluaran dari sektor rumah tangga, sector pengusaha, sector pemerintah dan luar negri dan nilai pendapatan nasional yang diperoleh adalah Produk Nasional Bruto (Gross National Product/GNP)

·         Cara Produksi
Pendapatan nasioanl dengan cara menjumlahkan nilai produksi yang dihasilan oleh sector yang produktif seperti :
·         Pertanian, kehutanan, dan perikanan
·         Pertambanganan
·         Industri pengolahan (manufacturing)
·         Perusahan listrik, air dan gas
·         Industri bangunan
·         Pengangkutan dan pergudangan
·         Perdagangan
·         Bank, lembaga keuangan bukan bank dan real estate
·         Pemilikan rumah
·         Administrasi Negara dan pertahanan
·         Serta jasa-jasa lainnya
Pendapatan nasional yang di peroleh adalah Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Bruto/GDP). Dalam menghitung pendapatan nasional dengan cara ini adalah dengan menghitung nilai tambah (value added) saja, agar terhindar dari penghitungan ganda (double accounting).

·         Cara Pendapatan
Adalah menentukan pendapatan nasional dengan cara menjumlahkan pendapatan faktor-faktor produksi yang di gunakan dalam memproduksi barang dan jasa
Jadi, yang dijumlahkan pendapatan para pekerja, pendapatan para pengusaha dan para pemilik modal. Nilai pendapatan nasional yang diperoleh disebut dengan Pendapatan Nasional (National Income/NI).

   Jenis-jenis Pendapatan Nasioanal.
1)      Gross National Product (GNP)
GNP (Produk Nasional Bruto) ialah nilai seluruh produksi barang dan jasa yang di hasilkan oleh perekonomian suatu negara dalam satu tahun, termasuk produksi barang dan jasa yang di hasilkan oleh warga negara yang berada di luar negri. Sedangkan nilai produksi barang dan jasa yang di hasilkan oleh warga Negara asing yang berada di dalam negri tidak di masukan  dalam GNP. Adapun barang yang di hasilkan dapat berupa barang-barang konsumsi dan barang-barang modal.
2)      Net National Product (NNP)
Net National Product (NNP) adalah jumlah barang-barang konsumsi yang di hasilkan, di tambah barang-barang modal baru di samping barang-barang modal yang sudah ada.
Jadi NNP = GNP – barang modal untuk penggantian (replacement) dan         penyusutan (depreciation).
Atau
NNP = GNP – (replacement + deprciation)
3)      Net National Income (NNI)
Net National Income (NNI) adalah jumlah seluruh penerimaan factor produksi dalam waktu satu tahun.
Jadi NNI = NNP – pajak tidak langsung.
4)      Personal Income (PI)
Personal income (PI) adalah semua pendapatan termasuk pendapatan yang di peroleh tanpa melakukan pengorbanan yang di terima oleh penduduk suatu Negara. Jadi dalam personal income termasuk di dalamnya adalah pendapatan yang tidak tergolong kepada jenis pendapatan nasional.
Pada setiap tahun semua negara, terutama negara maju seperti Amerika Serikat banyak melakukan pengeluaran yang berupa pembayaran pindahan (tranfer payment) kepada berbagai golongan masyarakat di mana para penerimanya tidak perlu memberikan balas jasa atau pengorbanan. Transfer payment ini biasanya berupa bantuan-bantuan kepada para penganggur, uang pensiun, bantuan kepada panti asuhan, bea siswa, subsidi pemerintah dan lain-lain.
Karena mereka yang menerima berbagai jenis transfer payment ini bukan sebagai balas jasa atas ke ikut sertaan dalam proses produksi, maka jenis pendapatan ini tidak termasuk bagian dari pendapatan nasional.
Pendapatan masyarakat lainnya yang tidak termasuk bagian dari pendapatan nasional tetapi termasuk ke dalam pendapatan pribadi adalah bunga atas hutang negara dan bunga atas pinjaman untuk konsumsi.
Jadi PI = (NNI + Transfer Payment) – (Asuransi + Laba di tahan).
5)      Disposable Income (DI)
Pendapatan disposibel (disposable income) adalah pendapatan pribadi (personal income = PI) di kurangi pajak. Jadi pendapatan disposibel adalah pendapatan yang siap di belanjakan oleh penerimanya untuk membeli berbagai keperluan berupa barang dan jasa yang mereka inginkan. Tetapi biasanya tidak semua pendapatan disposibel di gunakan untuk tujuan konsumsi, tetapi sebagian di tabung, dan sebagian lagi di gunakan untuk membayar bunga atas pinjaman.
Jadi Disposible Income (DI) = Personal Income – Pajak langsung.